Sabtu, 31 Maret 2012

Sebenernya apa sih itu Nasionalisme ???



Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris "nation") dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.
Para nasionalis menganggap negara adalah berdasarkan beberapa "kebenaran politik" (political legitimacy). Bersumber dari teori romantisme yaitu "identitas budaya", debat liberalisme yang menganggap kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak rakyat, atau gabungan kedua teori itu.
Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempatnya hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tubuhnya ikatan ini, yang notabene lemah dan bermutu rendah. Ikatan inipun tampak pula dalam dunia hewan saat ada ancaman pihak asing yang hendak menyerang atau menaklukkan suatu negeri. Namun, bila suasanya aman dari serangan musuh dan musuh itu terusir dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini.
Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan ketentaraan yang berlandaskan nasionalisme secara etnik serta keagamaan, seperti yang dinyatakan di bawah. Para ilmuwan politik biasanya menumpukan penyelidikan mereka kepada nasionalisme yang ekstrem seperti nasional sosialisme, pengasingan dan sebagainya.
Dan menurut pendapat saya, Nasionalisme adalah faham tentang rasa cinta terhadap tanah air, tanah kelahiran,bangsa ataupun negara yang ditinggali seseorang. Rasa Nasionalisme bisa tumbuh,berkembang dan bisa memberi efek positif pada perkembagan suatu bangsa ataupun negara asalkan rasa itu “ditanam”, ”dirawat” dan “dikembangkan” dengan benar. Rasa nasionalisme bukanlah suatu rasa yang asing dalam diri seseorang, sebenarnya rasa nasioalisme sudah tertanam di hati setiap individu yang merasa dirinya mempunyai ikatan dengan bangsa dan negaranya. Namun sayangnya, terkadang Nasionalisme ditelantarkan dan diacuhkan hingga akhirnya nasionalisme menjadi barang asing yang jarang dikenal atau mungkin tak dimiliki seseorang.
Nasionalisme bukan hanya milik tokoh-tokoh patriotik pembela bangsa, pahlawan bangsa,ataupun milik “mereka” yang bersuara lantang dihadapan publik guna mendapat kekuasaan. Namun, bisa jadi nasionalisme itu milik anda yang saat ini sedang asyik membaca artikel ini. Untuk saat ini, itulah permasalahan yang harus kita pecahkan, pada siapakah kita berguru tentang nasionalisme,karena nasionalisme terkadang sulit berkembang dengan sendirinya tanpa adanya sosok teladan yang bisa mengajarkan tentang apa itu nasionalisme. Nasionalisme itu bukanlah rasa cinta yang yang datang tiba-tiba dikarenakan tim sepakbola negara anda memenangi suatu pertandingan, ataupun dengan tiba-tiba mencintai produk dalam negeri yang dibuat oleh sekelompok anak-anak kreatif yang sebenarnya telah banyak diproduksi oleh negara lain. Itu bukanlah nasionalisme, Itu hanyalah betuk apresiasi terhadap orang-orang yang berhasil membuat negara yang anda tinggali sedikit lebih dikenal oleh negara tetangga.
Terkadang kita kerap dibuat bingung dengan konsep nasionalisme, kita juga kerap kali bingung seperti apa sih mencintai bangsa dan negara itu,bagaimanakah bela bangsa itu, ataupun beberapa pertanyaan yang semakin membuat kita justru kebingungan dengan konsep dasar nasionalisme itu sendiri. Lantas, apakah kita harus berperang seperti era Bung Tomo, Jenderal Sudirman, Teuku Cik Di Tiro, Imam Bonjol,ataupun Cut Nyak Dhien untuk menunjukkan rasa cinta, rasa bangga terhadap negeri yang selama ini kita banggakan ini.Jawabnya tentu tidak,emang mau berperang dengan siapa untu saat ini? Jepang? Lha wong Jepang aja sedang sibuk bikin motor sama mobil untuk dijual ke negara kita, ngapain juga mereka berperang.perang dengan Belanda? yah, daripada mereka perang,paling mereka lebih memilih menggali batubara, uranium, emas dan barang tambang lain di ujung timur negeri ini.
Lantas, kalau bukan berperang ataupun mengapreasiasi jerih payah anak negeri,apa yang harus dilakukan untuk menunjukkan rasa nasioalisme ??
Kalau anda masih bingung bagaimana menunjukkan nasionalisme, anda tak perlu beramai-ramai “demam” cinta budaya, membawanya ke UNESCO untuk menunjukkan bahwa budaya tersebut adalah arisan nenek moyang anda, terus anda mengejar hak patennya atas nama negara anda. Itu tidak perlu, kalau bangsa ini benar-benar mencintai budaya, harusnya ditunjukkan dengan melestarikannya serta menjaganya,bukan mustahil jika telah banyak wisatawan mancanegara melihatnya lantas diceritakannya dari mulut ke mulut oleh mereka, maka kita sudah tak perlu lagi pegakuan dari UNESCO, karena dunia telah melihat da mengakuinya sebagai milik kita.
Sebenarnya, rasa nasionalisme akan tumbuh jika bangsa ini telah menemukan jati dirinya sebagai bangsa yang besar. Jati diri dalam hal ini berarti juga sebagai sandaran ketika kita mau melangkah menyongsong dunia baru. Coba anda lihat sekeliling anda, bukankah di negeri ini kita bebas berekspresi mengungkap apa yang kita rasakan. Sebagai contohnya, anak-anak jalanan yang anda anggap sebagai pencipta ketidakteraturan hanya karena mencoret-coret tembok menggunakan cat dengan berbagai motif gambar, tulisan atauhanya asal coret, bukan mustahil jika keinginan dan bakat mereka dikembangkan mereka akan jadi pelukis terkenal sekelas Leonardo Da Vinci, Vincent Van Gogh, Dullah ataupun justru lebih tenar daripada mereka. Mereka bisa, kalau mereka tau kemana jati diri membawa mereka.Selain para seniman-seniman yang masih berkutat dengan jalanan, saya juga tahu bahwa negeri ini menyimpan bakat-bakat luar biasa dalam menulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar